Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa kesadaran merek pada dasarnya merupakan respon atau penerimaan benak konsumen terhadap merek. Tinggi rendahnya kesadaran merek tergantung pada kemampuan konsumen untuk mengingat dan mengenali sebagai baik sebuah merek dalam kategori tertentu. Misalnya ketika konsumen memikirkan merek fashion yang dengan cepat muncul dibenak konsumen adalah Armani, Hermes, Louis Vuitton dan sebagainya. Atau ketika konsumen memikirkan merek perusahaan penerbangan di Indonesia yang muncul pertama kali adalah PT Garuda Indonesia, kemudian disusul dengan maskapai penerbangan lainnya. Oleh sebab itu, sekarang sudah banyak digital agency yang menawarkan jasa social media marketing yang membantu mengelola dan mengoptimalkan pemasaran di media sosial.
Aaker seperti dikutip oleh Retnawati (2013) mendefinisikan, “kesadaran merek (brand awareness) sebagai suatu penerimaan konsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka dimana ditunjukkan dari kemampuan mereka mengingat dan mengenali kembali sebuah merek ke dalam kategori tertentu”. Upaya meraih kualitas kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu berusaha membangun identitas merek (brand identity) dan berusaha membentuk citra merek (brand image building) dalam benak konsumen (Rangkuti, 2002:39). Sedangkan Suyanto (2013:80) menyatakan, “kesadaran merek merupakan kemampuan merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan produk tertentu dan seberapa mudah nama tersebut dimunculkan”. Bahkan, saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan jasa social media marketing untuk membantu mengelola pemasaran di media sosial.
Comments